Acara Khotmil Qur’an anjang sana se kecamatan Cermee-Prajekan yang diadakan oleh pengurus Lembaga Tahfidzul Qur’an(LPTQ) adalah acara rutin setiap Jum’at Legi. Acara ini dilaksanakan dari pagi hingga ba’da shalat magrib, dengan cara mengirim santri tahfidz berkelompok -masing-masing tiga/empat orang- ke berbagai titik(Majelis) yang sudah disepakati, kemudian diakhir acara semua santri beserta tuan rumah pengundang berkumpuldi satu titik yang kemudian disebut Majelis Pusat untuk melaksanakan do’a bersama. Atas inisiatif dan semangat juang pembina tahfidz Ust. Ahmad Dafir, S.Pd kegiatan ini hanya untuk mewadahi hafalan kader huffadz di Pondok Pesantren Nurut Taqwa.
Pelaksanaan pertama bertempat di desa Grujugan, dilanjutkan desa Kladi, kemudian desa Bajuran. Pada Jum’at(11/01/2019) adalah pelaksanaan ke-empat, bertempat di desa Palalangan. Terdapat tiga belas titik yang disebar dari ujung utara desa Palalangan hingga bagian selatan. Ada perkembangan dari pelaksanaan bulan kemarin, yaitu adanya satu titik yang ditempati santri putri. Termasuk juga adanya Jam’iyyatul Hadrah dari santri tahfidz sendiri yang pada bulan-bulan sebelumnya tidak ada.
Acara dari awal hingga akhir berjalan dengan lancar, walaupun ada beberapa kendala namun tidak sampai merusak terhadap kegiatan. Hingga ba’da magrib semua santri beserta seluruh tuan rumah dan simpatisan juga alumni berkumpul untuk melaksanakan do’a bersama dalam rangka penutupan. Acara penutupan dipandu langsung oleh pengasuh PP. Nurut Taqwa, KH. Ma’shum Zainullah.
Acara diawali pembukaan dilanjutkan pembacaan Shalawat Bil Julus dan Shalawat Bil Qiyam. Dalam acara yang ketiga yaitu Mau’idhotul Hasanah, pengasuh menyampaikan bahwa barang siapa yang ingin mendapat rahmat Allah, maka muliakanlah keluarga Allah(Hafidzul Qur’an). Akan tetapi beliau melanjutkan bahwa tidak cukup hanya dengan menghafal Al-Qur’an, melaikan mengamalkan isi dan kandungan yang ada di dalamnya adalah hal yang lebih utama. Terakhir beliau memberikan kesimpulan bahwa menghafal dan mengamalkan adalah sesuatu yang saling berkaitan untuk menjadikan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah semakin bertambah. “Anapa mak bhegus ka tatanghe? Karna iman. Anapa aghebei kasean kabhegusen ? karna iman. Anapa mak tak pegghe’ Shalatta? Karna iman.”(mengapa hubungannya baik dengan tetangga? Karena beriman. Mengapa berbuat kebajikan ? kerana beriman. Mengapa Sholatnya rutin? Karena beriman)begitu beliau menyampaikan menggunakan perumpamaan. Acara kemudian ditutup dengan pembacaan do’a Khotmil Qur’an, dipimpin pengasuh dan diamini oleh semua hadirin yang ada.
latifabdul