Jum. Jan 24th, 2025

KEREN: Alumnus Nurut Taqwa Motivasi 500 Santri Pondok Modern Darul-Ihsan Nganjuk

Pondok Modern Darul-Ihsan Nganjuk

Anwari Nuril Huda adalah alumnus Pondok Pesantren Nurut Taqwa Cermee Bondowoso yang kini memiliki banyak kesibukan, seperti penelitian, pembicara di forum-forum ilmiah, maupun sebagai motivator pada acara training motivasi. Baru-baru ini ia diminta memberi training motivasi di rangkaian Hari Lahir Pondok Modern Darul-Ihsan Payaman Nganjuk Jawa Timur yang ke-20 (18/2).

Pada kesempatan tersebut Anwari Nuril Huda, S.Sos.I menyampaikan materi tentang kiat-kiat menjadi santri berkualitas. Harapannya adalah agar para santri mampu berkompetisi dan berkolaborasi dengan lulusan lembaga-lembaga lain, serta memiliki persiapan dan perencanaan yang matang pasca lulus dari pesantren. Ia merangkum materinya ke dalam “3 Cara Ampuh Menjadi Santri Berprestasi”, yaitu konsep diri (self-concept), hormat pada orang lain (respect), dan pribadi kreatif (creative).

Pemilihan materi tersebut berangkat dari keprihatinan sang motivator. Menurutnya, akhir-akhir ini sebagian generasi milenial nyaris kehilangan konsep diri, sehingga tidak mengherankan jika kemudian mereka terjerumus pada terorisme, narkoba dan semacamnya. Sedangkan sense of respect juga perlu ditekankan karena keberadaannya semakin terkikis, dibuktikan dengan banyaknya video pelecehan terhadap guru maupun teman (bully) yang berseliweran di media sosial.

“Suatu saat, mungkin jabatan kita lebih tinggi dari pada guru-guru kita, rumah kita lebih besar, mobil kita lebih mewah, dan titel kita lebih panjang dari titel mereka. Tapi guru tetaplah guru, kita wajib ta’dzim kepada mereka, karena capaian kita adalah buah dari benih yang mereka tanam!” tuturnya di hadapan 500-an santri Darul-Ihsan.

Sementara pemilihan sub materi ‘kreatif’ tidak terlepas dari kesadaran sang motivator akan pentingnya jiwa tersebut di dunia yang semakin kompleks dan kompetitif. Sudah mafhum bahwa syarat mutlak agar seseorang bisa survive dan exist adalah dengan selalu mengasah kemampuan berkreasi dan berinovasi.

Motivator lulusan UIN Sunan Ampel tersebut mengungkapkan bahwa poin-poin di atas sudah tertanam pada setiap orang. Dirinya sebagai motivator hanya bertugas untuk mengingatkan kembali dan mencoba menjembatani (bridging) antara potensi yang terpendam itu dengan realitas kehidupan.

“Setiap orang sudah dibekali dengan potensi dan kelebihan masing-masing. Hanya saja terkadang kita lupa atau tidak tahu bagaimana cara memanfaatkannya ke dalam dunia nyata. Di situlah tugas motivator maupun coach” tutur pemuda yang saat ini S2 di UIN Sunan Kalijaga itu. (UF)

Nganjuk Pondok Modern Darul-Ihsan Nganjuk

Postingan terkait..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.