Oleh : As’ad Aswari
Pada pukul 05.30-WIB, seperti biasa santri Pondok Pesantren Nurut Taqwa, ngaji pagi yang di bina langsung oleh KH. A. Ma’shum Zainullah, beliau mengajar (murok), dengan rasa penuh tanggung jawab kepada santri-santrinya, walaupun terkadang beliau sakit (songkan) tapi beliau tetap mengajar.
Salah satu keterangan yang disampaikan oleh pengasuh PP. Nurut Taqwa ini, adalah “Bab Dzikir Kepada Allah Swt” dalam kitab Riayadus Shalihein, Karya Imam Nawawi. Saat beliau menyampaikan penjelesan kepada para santri, betapa pentingnya kita selaku hamba Allah swt untuk selalu ingat (dzikir) kepadanya, sebab kita diciptakan sebagai makluk yang sempurnah dari pada makluk lainnya. Jelas kiai Ma’shum sapaan beliau.
Selain itu juga, pengasuh menganjurkan kepada para santri untuk selalu istiqomah dzikir disetiap hari, sebab orang yang selalu istoqomah akan dijaga oleh Allah swt. Kiai menceritakan ulama’ besar untuk diambil hikamahnya (orang-orang yang selalu ingat kepada Allah Swt), setiap waktu, tempat dan diamanapun pasti dalam lindungan-Nya. Tambahnya kiai
Kiai menceritakan Syeikhona Cholil Bangkalan sebagai ulama’ yang selalu ingat kepada Allah swt, “pada suatu saat kiai Cholil di undang keacara, namun kiai Cholil tidak kunjung datang (terlambat), tiba-tiba ada salah satu masyarakat yang mengeluh (siapa kiainya, kok terlambat datang), kemudian Syeikhona Cholil datang tiba-tiba orang yang mengeluh tadi pingsan, ketika sadar ditanyakan dan menjawab “saya tadi melihat macan yang besar ingin makan saya”, padahal yang datang itu adalah kiai Cholil, bukan macan, begitulah jika hamba Allah Swt yang selalu ingat (dzikir) pasti dijaga. Pungkas kiai selaku Pengasuh sekaligus pendiri PP. Nurut Taqwa.
Disisih lain, beliau menambahkan ceritanya Nabi Muhammad Saw, suatu saat ada orang Yahudi bertemu Rosul tiba-tiba orang Yahudi tersebut mengatakan, “jika buaya yang disampingku ini bisa mengucapkan dua kalimat syahadat maka saya akan masuk Islam”, dengan izin Allah Swt Buaya tersebut membaca dua kalimat syahadat, sejak itulah orang Yahudi masuk Islam. Pungkas kiai mengakhiri ceritanya.
Dengan demikian, kita selaku Santri, umat Islam dan hamba Allah Swt, patut kiranya untuk mensyukuri ni’mat-ni’mat Allah Swt dengan selalu ingat/dzikir kepadanya, sebab hidayah dan taufiqnya yang selalu kita harapkan agar menjadi manusia yang sempurnah (kamil). Jelas kiai kepada para santri dan mengakhiri ngaji pagi.