Dalam rangka memeriahkam Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2018, Pondok Pesantren Nurut Taqwa menggelar acara Malam Anugerah Santri Teladan dan Pengajian Akbar pada Minggu (21/10).
Kriteria santri teladan didasarkan pada prestasi akademik, prestasi non-akademik dan akhlakul karimah. Setelah melewati seleksi yang cukup ketat dan sesi musyawarah para ustadz/ah, maka terpilih dua santri teladan bernama Badrul Arifin dan Siti Anisa.
Saat diwawancarai, Badrul Arifin mengaku sangat bahagia dan bersyukur mendapatkan penghargaan tersebut. Di tempat yang berbeda, Siti Anisa juga mengungkapkan yang sama, bahkan ia tidak menduga akan terpilih sebagai santri teladan.
“Alhamdulillah, saya senang sekali. Semoga saya dan para santri lainnya bisa terus memperbaiki diri dan menjadi kebanggaan keluarga dan pesantren” imbuh santri yang akrab dipanggil Anisa itu.
Sementara itu, KH. Abdul Hadi (Pengasuh Pinpes Tahsinul Akhlaq Situbondo) dalam tausiahnya menyampaikan tafsir filosofis ‘ilmu’. Menurut beliau, khuruf pertama, ‘ain’ berarti ‘illiyyin (tinggi atau terangkat), artinya seseorang santri yang memiliki ilmu akan di angkat derajatnya. Kedua, khuruf ‘lam’ ‘latif’ yang bermakna halus atau lembut, artinya santri harus memiliki etika moral yang lemah lembut baik terhadap orang tua guru dan orang lain. Ketiga ‘mim’, yaitu ‘mulkun’ yang berarti kerajaan, artinya santri harus menjadi seseorang yang bepengaruh atas dasar ilmu pengetahuan yang luas, keadilan, kredibilitas yang tinggi serta amanah.
Di akhir pidatonya, beliau juga menegaskan bahwa salah satu kewajiban santri adalah mencintai NKRI, menjaganya serta membelanya dari setiap paham-paham yang mengancam tatanan dan keutuhan berbangsa dan bernegara. Bersama Santri Damailah Negeri.