SEMPOL, (19/02/2017) -Pada pukul 08.00-Wib pagi, Gelar Rapat Alumni dan para masyaikh Pondok Pesantren Nurut Taqwa, Cremee, Bondowoso. Sebelum, acara dimulai lantunan dzikir bersama pembacaan ”Rotibul Haddad” yang di pimpin langsung oleh Pengasuh PP. Nurut Taqwa KH. A. Ma’shum Zainullah. Seiring berjalannya waktu maka bapak H. Husni Mubarok selaku ketua alumni memimpin dan menyusun acara yang akan dilaksanakan pada saat itu.
Adapun acara Rapat Alumni PP. Nurut Taqwa, yaitu; Pembukaan (pemabacan surat Al-Fatihah) sekaligus sambutan dipasrahkan kepada Pengasuh, acara yang kedua; Ngaji kitab “Kifayatul Aqqiya’”, dipasrahkan kepada KH. As’ad Nawawi Ma’shum, S.Pd.I selaku Kepala Pesantren, dan yang ketiga; Istighosah dan Tahlil, dipimpin langsung oleh KH. Barri Zahlawi Zain, M.Si (Ketua Yayasan), serta acara yang terakhir adalah rapat Musyawaroh kepesantrenan bagi para alumni dan simpatisan serta wali santri.
Sedikit pesan yang disampaikan oleh KH. A. Ma’shum Zainullah, selaku pendiri dan pengasuh PP. Nurut Taqwa, “sakale tetthi santre, kothu tetthi santre terros” (selama menjadi santri jadilah santri seterusnya), sebab banyak pengauruh-pengaruh dari luar yang mengakibatkan ke-santri-annya menjadi hilang, (jhek tetthi santre beuh, tape kothu tetthi beuh santre-Red). Tegas beliau mengucapakan kepada para alumni
Dengan berjalannya waktu, maka masuklah keacara inti adalah musyawaroh alumni, yang pimpin oleh Ustad Babun Rusydi selaku santri pertama kali pada tahun 1976-an dan sekarang menjadi Biro Pengembangan Pesantren, Masyarakat dan Pelayanan Sosial, di PP. Nurut Taqwa. “sebagai alumni kita harus menjadi contoh bagi kader-kader (adik-adik kita, yang ada di pondok, sebab mereka mondok karna melihat kepada kita sebagai alumni), apalagi untuk masyarakat, santri adalah tokoh masyarakat, yang harus bisa menjaga kesantriannya dan pesantren didalam lingkungan masyarakat”. Pungkasnya kepada jamaah rapat.
Sehingga pada akhirnya gelar rapat alumni ini, mengahasilkan beberapa keputusan terkait kepesantrenan dan masyarakat, diantaranya adalah ; Membentuk KORDES (Koordinator Desa) Alumni, Menjalankan dengan istiqomah rapat alumni 2 bulan 1 kali pada hari Ahad Kliwon, Perlunya mengadakan rincian pembiayaan di pesantren, Meningkatkan Furudul Ainiyah di pondok pesantren, dan Meningkatkan kembali komunikasi antar alumni agar rapat lebih kompak.
Pesan pengasuh sangat kuat: santri adalah identitas. Karena itu tidak boleh lepas. Di mana pun, kapan pun, tetap santri, dg ciri utama: ‘aaliman, zaahidan, waari’an.
MANFAAT pertemuan : Silaturrahmi, dzikir dan sholawat, tholabul ilmi, khidzmah melalui musyawarah pendidikan,evaluasi pelayanan pesantren dll. Semoga bisa istiqomah.