Grujugan. Acara pisah kenang peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Sukorejo posko 15, berlangsung khidmat sekaligus meriah. Bertempat di halaman Masjid Al-Ikhlas, Selasa malam (13/09/2016), pucak kegiatan pisah kenang tersebut dikemas dengan acara pengajian umum. Hadir dalam pengajian tersebut, KH. Hariri Abdul Adhim (Sukorejo), Lora Tuhfatul Ghani (Situbondo) dan KH. Badrus Sholeh (Banyuwangi) yang bertindak sebagai penceramah.
Sebelum acara puncak pengajian, kegiatan malam itu juga dimeriahkan dengan penampilan marching band Nurut Taqwa yang diikuti oleh parade obor dan pawai kendaraan roda dua. Iring-iringan pawai tersebut start dari Pondok Pesantren Nurut Taqwa hingga lokasi pengajian. Sesampainya di halaman masjid, penampilan jama’ah hadrah santri PP Nurut Taqwa melanjutkan kemeriahan acara tersebut.
Sebelum acara pengajian dimulai, rangakaian seremoni malam puncak diawali dengan penerimaan hadiah oleh para pemenang aneka lomba yang diselenggarakan sebelumnya oleh peserta KKN. Selanjutnya, anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) yang ada di desa Grujugan, juga tidak mau ketinggalan menyemarakkan acara. Pembacaan puisi selanjutnya mengiringi prosesi lepas kenang sebelum acara puncak pengajian dimulai.
Sementara itu, KH. Badrus sholeh (banyuwangi) yang mengawali ceramah agama menyampaikan pesan kepada masyarakat pada umumnya, serta para santri yang berada di pondok pesantren secara khusus, agar selalu mentaati peraturan yang ada. Dalam ceramahnya, beliau banyak berkisah tentang pengalamannya selama mondok di Pondok Pesantren Sukorejo.
Sementara itu, Lora Tuhfatul Ghani, yang memberikan ceramah kedua menyampaikan tausiah tentang cara mendidik anak agar menjadi manusia yang shalih. “Untuk memiliki anak yang shalih, orang tua harus menjadi suri tauladan yang baik, bukan malah sebaliknya” tutur kiai muda ini menjelaskan.
Terakhir, KH Hariri Abdul Adhim selaku mudir Ma’had Aly PP. Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, berpesan agar umat Muslim tidak melupakan leluhurnya. Dan selaku representasi dari kelarga besar PP. Sukorejo, beliau tidak lupa meminta permohonan maaf bagi peserta KKN selama berkarya di Desa Grujugan. “ Banyak salah atau khilaf yang mereka lakukan”, tuturnya beliau mawakili Majlis Keluarga PP Salafiyyah Syafiiyyah Sukorejo.