“Kaule anyakse’eh, sobung pangiran anging Allah, ngaratoni dek alam sadhejeh, dzet sittung sifat ben af’al, kaule anyakse’eh Nabi Muhammad utusan Allah, katurunan Qur’an Hadist lerres ongghu wejib etorok”
Terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut,
“Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah, pemilik Alam semesta, dzat yang memiliki satu sifat dan segala bentuk tindakannya, Saya bersaksi Nabi Muhammad adalah utusan allah, yang mendapatkan Al-Qur’an dan Al-Hadist, benar dan wajib diikuti”
Aqoid Saeket atau 50 prinsip akidah digubah oleh ayah dan anak yakni Kyai Syamsul Arifin dan Kyai As’ad Syamsul Arifin. Penulis mendapatkan bacaan ini dari kitab berbahasa madura karya Ustadz Hadiri yakni Istighosah. Jika ditelaah lebih dalam, potongan Aqoid Saeket diatas mirip dengan bunyi syahadat sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Seperti yang disinggung oleh Habib Zain bin Smith dalam kitabnya, Syarah Hadist Jibril, mengucapkan syahadat sebagai syarat sahnya beragama Islam harus disertai dengan urutan dan memahami maksudnya.
Meskipun dalam bahasa Madura, kearifan dalam berdakwah membuat Islam lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat lokal. Sama halnya ketika walisongo berdakwah, tanpa mengubah subtansi kalimat syahadat yakni mengadopsi kalimat syahadat dalam peran wayang kulit dengan sebutan Jimat Kalimosodo atau Layang Kalimasahada seperti yang disebutkan oleh Agus Sunyoto dalam Atlas Walisongo.
50 prinsip akidah meliputi,
- 20 Sifat wajib bagi Allah
- 20 Sifat mustahil bagi Allah
- 1 Sifat Jaiz bagi Allah
- 4 Sifat wajib bagi utusan
- 4 Sifat mustahil bagi utusan
- 1 sifat jaiz bagi utusan
Keseluruhan berjumlah 50 sifat. Maksud dari sifat-sifat atau hukum aqidah tersebut adalah sebagai berikut,
- Sifat wajib adalah sifat yang harus dan wajib ada
- Sifat mustahil adalah sifat yang mustahil adanya
- Sifat jaiz adalah sifat yang memiliki kemungkinan ada dan tiada
Allah memiliki 20 sifat wajib,